Dampak Kecerdasan Ganda terhadap Guru dan Strategi mengajar di kelas
Saturday, December 3, 2011
0
comments
1. Guru perlu mengerti intelligentsia siswa-siswanya (makanya guru perlu mampu melakukan MIS, Multiple Intelligences Survei).
2. Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai kecerdasan, bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya. ini yang agak bermasalah, sebab perlu sedikit usaha guru untuk mampu belajar dengan keluar dari gaya belajarnya. Keuntungannya apabila guru mau melakukan itu adalah dua sisi, sisi pertama jelas pada para siswa, sisi kedua, guru itu sendiri mampu memantik kecerdasan dia lainnya, dan ini akan jadi pengalaman yang sangat menarik dan mengasyikan.
3. Guru perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan dengan intelegensinya yang berbeda dengan intelligensi siswa.
4. Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan berbagai model yang cocok dengan intelegensi ganda, bukan hanya dengan paper and test.
Strategi Mengajar di kelas dengan Multiple Intelligences
Armstrong memberikan beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengajaran dengan menggunakan teori intelligensi ganda. Secara umum strategi itu adalah sebagai berikut;
Intelligensi linguistik dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk bercerita, menuliskan kembali yang dipelajari, dengan brainstorming, membuat jurnal tentang materi yang dipelajari, atau menerbitkan majalah dinding. Dengan kata lain, setelah mempelajari topik tertentu siswa perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan pemikirannya dengan menuliskan kembali lewat kata-kata mereka sendiri. Misalnya, bila topiknya gaya sentrifugal (Fisika). Setelah mempelajari gaya tersebut, siswa diberi kesempatan untuk menuliskan pengertian mereka tentang gaya tersebut secara bebas atau mengungkapkan gagasannya secara lisan di depan kelas. Bila topiknya masalah keadilan, siswa dapat diminta untuk menulis ketidakadilan yang mereka alami dalam masyarakat.
Inteligensi matematis-logis dapat diwujudkan dalam bentuk menghitung, membuat kategorisasi atau penggolongan, membuat pemikiran ilmiah dengan proses ilmiah, membuat analogi dan sebagainya. Misalnya, dalam mempelajari berbagai zat, siswa dapat diminta untuk mengelompokkan macam-macamI benda ke dalam suatu klasifikasi yang bagi mereka lebih mudah dimengerti. Setelah mempelajari penurunan rumus secara matematis, siswa diminta untuk mengaplikasikan rumus itu ke dalam pemecahan persoalan yang baru. Di sini perlu diperhatikan jalan pikiran dan logika siswa dalam memecahkan persoalan. Dalam topik keadilan, misalnya, siswa diajak untuk menghitung berapa persen penduduk Indonesia yang miskin, yang diperlakukan tidak adil, dan diminta membuat tabel tentang data tersebut.
Inteligensi ruang-visual dapat diungkapkan dengan visualisasi materi, dengan membuat sketsa, gambar, simbol grafik, mengadakan tour keluar kelas, mengadakan eksperimen di laboratorium, dan sebagainya. Misalnya, bila topiknya keadilan, kepada siswa dapat ditunjukkan film tentang penderitaan masyarakat miskin yang mengalami ketidakadilan, atau diberi tugas untuk melihat orang-orang miskin akibat ketidakadilan.
Inteligensi kinestetik-badani dapat diungkapkan dengan bentuk ekspresi gerak dan badan. Bentuk-bentuk seperti mendramatisir, membuat teater, membuat hands-on activities tentang materi yang dipelajari sangat membantu dalam mengungkap¬kan inteligensi kinestetik-badani. Misalnya, dalam mempelajari tumbukan, siswa dapat di dalam atau di luar kelas mempraktek-kan hukum kekekalan tumbukan dengan posisi tubuh mereka pada waktu bertabrakan dengan teman lain. Dalam topik ke¬adilan, siswa dapat mementaskan role play tentang ketidakadilan penguasa terhadap rakyat, atau membuat tarian yang menggambarkan penderitaan manusia karena ketidakadilan.
Inteligensi musikal dapat diungkapkan dengan memberikan kesempatan dan tugas kepada siswa untuk menyanyi, membuat lagu, atau mengungkapkan materi dalam bentuk suara. Guru sendiri dalam menyiapkan materi fisika, dengan topik hukum Newton II, dapat merencanakan penjelasan rumus tersebut dengan suatu lagu yang akan membuat siswa mudah mema-hami dan lebih relaks. Bila topiknya keadilan, siswa diminta untuk menuliskan lagu yang mengungkapkan suasana ke¬tidakadilan atau keadilan.
Inteligensi interpersonal dapat diekspresikan dalam bentuk kegiatan sharing, diskusi kelompok, ker ja sama membuat proyek atau praktikum bersama, permainan bersama maupun mem¬buat simulasi bersama. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap siswa dalam kelompok sungguh aktif bekerja sama, sehingga kerja sama tidak dikuasai oleh satu siswa dan yang lainnya pasif. Siswa yang tidak begitu lancar bekerja sama perlu dibantu untuk lebih berani.
Inteligensi intrapersonal dapat dikembangkan dengan mem¬berikan waktu sendiri kepada siswa untuk refleksi dan berpikir sejenak. Beberapa soal yang diberikan perlu persoalan terbuka di mana siswa secara mandiri dapat mengungkapkan gagasannya. Guru sendiri perlu belajar untuk menyajikan materi de¬ngan memasukkan perasaan, humor, dan juga keseriusannya. Dengan kata lain, sikap pribadi guru perlu juga ditunjukkan untuk membantu siswa yang intrapersonal. Pada akhir pelajar¬an, baik bila siswa diminta untuk merefleksikan kegunaan pelajaran ini bagi hidup mereka.
Inteligensi lingkungan (Naturalis = Kecerdasan ke 8) dapat diungkapkan dengan mengajak siswa untuk melihat apakah topik yang dipelajari ada kaitannya dengan lingkungan hidup mereka, dengan alam tempat mereka hidup. Misalnya, dalam topik ketidakadilan, siswa dapat diajak dan melihat berbagai tanaman di hutan yang ditebang tanpa tanggung jawab sehingga mengakibatkan banjir, kekeringan, dan penderitaan orang banyak.
Inteligensi eksistensial (= kecerdasan ke 9) dapat diwujudkan dengan mengajak siswa mempertanyakan soal keberadaannya. Msalnya, dalam topik evolusi, mengajak siswa untuk mempersoalkan apakah kejadian manusia dan kita ini juga melalui evolusi tersebut? Dalam topik keadilan, siswa diajak untuk mempertanyakan apakah situasi ketidakadilan itu sesuai dengan hidup manusia dan membantu manusia sampai ke tujuannya.
Menentukan Evaluasi
Salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pembelajar-an adalah evaluasi. Jelas evaluasi perlu disesuaikan dengan tujuan dan juga cara mengajar seorang guru. Bila dalam pembelajaran guru menggunakan inteligensi ganda, maka evaluasinya pun perlu disesuaikan dengan kemampuan inteligensi ganda. Evaluasi yang hanya mementingkan salah satu inteligensi, misalnya matematis-logis, kurang dapat mengukur seluruh kemampuan siswa.
Beberapa bentuk evaluasi berikut, yang ditekankan oleh Armstrong (1994), sangat sesuai untuk mengevaluasi siswa, senada dengan pendekatan inteligensi ganda, yaitu;
1. Portofolio, yaitu laporan tugas-tugas siswa selama selur proses pembelajaran. Termasuk di dalamnya adalah lapo tertulis, hasil diskusi kelompok, hasil refleksi pribadi, tugas, gambar, laporan komputer, slide, atau video, bila pernah dibuat. Tugas-tugas informal yang pernah dikerjakan siswa, seperti catatan atau draf lagu, permainan, kerja kelompok kecil, perlu dikumpulkan pula.
2. Penilaian selama proses belajar perlu dikumpulkan. Guru perlu selalu memantau dan memberikan penilaian singkat kepada setiap siswa selama proses belajar: selama diskusi, selama mereka bermain bersama sesuai materi, dan selama mereka aktif partisipasi dalam pembelajaran.
3. Soal tertulis yang diberikan kepada siswa perlu juga dirumuskan sesuai dengan kesembilan inteligensi ganda tersebut. Maka, perlu ada persoalan logika, musikal, ruang, gerak, refleksi pribadi, dan juga bahasa tertulis. Misalnya tes tentang hukum Newton II dapat berbentuk seperti berikut ini.
1) Bagaimana rumusan hukum Newton II?
2) Tuliskanlah dengan kata-katamu sendiri hukum Newton II dan jelaskan dengan suatu contoh!
3) Bila ada sebuah kereta yang tadinya bergerak deng kecepatan 100 km/jam, lalu tiba-tiba diberi tambah gaya yang jauh lebih besar, yaitu dengan meningka' kan daya mesinnya, apa yang akan terjadi deng kecepatannya? Jelaskan!
4) Buadah rangkaian suatu percobaan hukum Newto II dan amatilah bagaimana jalannya percobaan i Cobalah itu dengan teman-temanmu!
5) Buadah suatu lagu yang menggambarkan berlakun" hukum Newton II dalam kehidupan sehari-hari!
6) Carilah contoh kejadian sehari-hari yang mengguna kan prinsip hukum Newton II. Presentasikan conto' tersebut di depan kelas. (Suparno: 2004: 62)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Dampak Kecerdasan Ganda terhadap Guru dan Strategi mengajar di kelas
Ditulis oleh Lowongan Kerja Cpns Terbaru
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://soaltesiq.blogspot.com/2011/12/dampak-kecerdasan-ganda-terhadap-guru.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Lowongan Kerja Cpns Terbaru
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment